Kebijakan Mao Zedong atau Mao Tse-Tung, bapak pendiri Komunis Cina, dalam ” program lompatan besar jauh ke depan, ” adalah mencabut parasit dan kanker dalam tubuh rakyat Cina. Para koruptor adalah parasit dan kanker yang mengisap kekayaan dan sumber daya milik rakyat Cina.

Mao Zedong atau lebih populer disebut Ketua Mao mengatakan sosialisme komunisme bukanlah cintah kasih. Melainkan palu yang kami gunakan untuk menghancurkan musuh-musuh rakyat Cina, yaitu para koruptor.

Ketua Mao kemudian menggerakan kekuatan rakyat dan kekuatan para pemuda untuk melaksanakan revolusi Kebudayaan ( 1966 – 1976 ). Revolusi Kebudayaan dengan target kelas sosial feodalistik.

Kelas sosial kaum feodal adalah kaum bangsawan. Kaum bangsawan dalam terminologi ketua Mao antara lain, kaum terpelajar, tokoh – tokoh agama, tuan tanah, para pejabat negara korup, para politisi korup, para anggota Partai Komunis China, dan pengusaha hitam.

Melalui revolusi Kebudayaan, semua kaum koruptor atau semua bangsawan di bunuh. Ada yang dihabisi melalui pengadilan rakyat. Ada yang mati melalui kamp kerja paksa. Cina era revolusi Kebudayaan, adalah lembaran noda hitam dalam sejarah negeri tirai bambu itu. Situasi benar-benar kacau saat itu. Cina lama di bakar habis seperti membakar jerami. Diperkirakan lebih dari 25 juta orang di bantai oleh rezim Mao.

Ketua Mao memiliki keyakinan kalau ingin mengubah peradaban Cina yang lebih baik ke depan, mata rantai kanker sumber penyebab kemiskinan rakyat harus diputuskan. Kanker tersebut adalah kaum bangsawan korup. Mereka menjadi parasit dan kanker yang menghambat lompatan besar Cina jauh ke depan.

Setelah berakhirnya revolusi Kebudayaan pasca meninggalnya Mao Zedong tahun 1976, sampai saat ini di Cina, korupsi uang negara adalah kejahatan extra ordinary crime. Sehingga diperkirakan, sejak revolusi Kebudayaan sampai era Cina dipimpin Presiden Xi Jinping saat ini, kurang lebih sudah 35 – 40 juta orang Cina dijatuhi hukum mati dan dieksekusi karena kasus korupsi.

Rakyat Papua dan kaum terpelajarnya perlu jadikan kisah pemberantasan korupsi di Cina sebagai refleksi dan inspirasi untuk bersama-sama membangun masa depan Papua. Kita harus satu persepsi bahwa para koruptor di Papua adalah parasit dan kanker yang harus dicabut dan dimatikan dalam tubuh rakyat Papua. Agar tubuh rakyat Papua tetap sehat dan sejahterah.

Oleh: Marinus Mesak Yaung

Calon Walikota Jayapura tahun 2024.